Jakarta –
Survei yang dilakukan oleh UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) bersama Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa rata-rata biaya hidup mahasiswa di Jogja adalah Rp 2,96 juta per bulan. Angka ini lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY tahun 2024 yakni Rp 2.125.897,61.
Dalam Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) 2024, tiga pengeluaran terbesar mahasiswa setiap bulannya mengarah pada makan dan minum (26%), gaya hidup (23%), dan kos/pondokan (22%). Survei juga mengungkapkan bahwa preferensi mahasiswa untuk merek HP juga berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, survei ini melibatkan 2.000 mahasiswa dari 43 perguruan tinggi dengan sampling error 2,23%. Survei ini telah dijalankan sejak 2008 dan dilakukan setiap empat tahun sekali.
Pada 2024, survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner tatap muka langsung selama kurun waktu 26 Maret-22 April 2024.
iPhone Jadi Merk yang Paling Banyak Dipakai Mahasiswa Jogja
Ketua Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEKUIN) UPN Veteran Yogyakarta, Ardito Bhinadi, mengatakan bahwa tren penggunaan merek ponsel pintar atau smartphone di kalangan mahasiswa Jogja mengalami perubahan.
Pada survei sebelumnya tahun 2020, dari responden 1.500 mahasiswa di Jogja dari berbagai kampus, menunjukkan bahwa Samsung jadi merek yang paling banyak digunakan. Namun pada 2024, merek iPhone menjadi nomor satu.
“iPhone sekarang (di survei 2024) nomor satu. Jadi sekarang nyari iPhone, mahasiswa itu. Second nggak apa-apa tapi yang penting iPhone. Empat tahun yang lalu masih Samsung nomor satu. iPhone (sekarang) unggul tipis,” ungkap Ardito.
“Memang Samsung masih stabil di kalangan mahasiswa, angkanya. Tapi iPhone loncat dia, ke nomor satu, masih (unggul) tipis,” imbuhnya.
Menurut dia, adanya tren ini juga akhirnya memunculkan angka bahwa pada 2024, harga rata-rata HP yang dimiliki mahasiswa Jogja yakni Rp 4.270.253,00.
Adapun untuk urutannya, iPhone 24,2%, Samsung 23,3%, Xiaomi 17,1%, Oppo 13,1%, dan Vivo 11,0%.
Tidak Hanya untuk Lifestyle, Tapi Juga Penunjang Kebutuhan
Dalam surveinya, Ardito juga menjelaskan bahwa berdasarkan realita yang ada, penggunaan iPhone pada mahasiswa tidak hanya untuk komunikasi, tapi juga kebutuhan lain seperti konten, termasuk untuk mereka yang kuliah sambil mencari penghasilan.
“Jadi make sense, kan kalau kita lihat di realita, kan memang mahasiswa sekarang ya iPhone bukan hanya sekadar lifestyle tapi kebutuhan dia untuk buat konten, status, atau bikin konten untuk jualan, ya larinya itu ke iPhone,” terangnya.
Melalui survei ini, dia melanjutkan, tren terkait preferensi di kalangan mahasiswa Jogja juga terlihat. Misal dari segi fungsi, mahasiswa zaman sekarang menggunakan gadget bisa sekaligus untuk kreativitas atau pekerjaan.
“Fungsi gadget (di kalangan mahasiswa), ternyata tidak hanya sebagai sarana penunjang pendidikan, sosialisasi, tapi juga mulai untuk bekerja. Dalam survei kita, meskipun angkanya masih relatif kecil, banyak (mahasiswa) yang dapat (penghasilan) dari bekerja menggunakan gadget,” papar Ardito.
“Ada yang jualan live, endorsement, mulai pakai banyak handphone. Itu kenapa iPhone, jadi ya logis. Ada lifestyle-nya, tapi untuk menunjang (pekerjaan) juga,” tambahnya.
Survei Biaya Hidup Mahasiswa 2024 juga menyebutkan bahwa sebagian mahasiswa, selain kuliah, memang bekerja sebagai wirausahawan (43,41%), asisten praktikum/dosen (18,43%), freelancer (11,46%), pekerja kafe (9,65%), dan pengajar kursus (9,30%).
Bidang usaha yang ditekuni wirausahawan mahasiswa adalah bidang makanan dan minuman, bisnis online, persewaan, dan pengajar kursus.
(faz/nwk)