Jakarta –
Tanoto Foundation mempresentasikan hasil studi pelatihan guru berbasis digital di konferensi internasional CIES 2025 di Chicago, Amerika Serikat. Diketahui. lembaga filantropi di bidang pendidikan ini didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto.
Studi berjudul The Effectiveness of Different Modalities of Digital-based Teacher Training Program in Indonesia ini merespons tantangan pemerataan pelatihan guru di wilayah-wilayah terpencil Indonesia. Disusun oleh tim Tanoto Foundation, yakni Murni Leo, Golda Eva Simatupang, dan Alexander Haratua, riset ini menguji efektivitas empat pendekatan pelatihan digital berbeda, mulai dari MOOCs mandiri hingga pelatihan dengan pendampingan intensif.
Golda menjelaskan bahwa strategi pelatihan harus menyesuaikan dengan kondisi lokal dan pendekatan satu untuk semua tidaklah efektif. Pelatihan yang diuji dalam program ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif sesuai standar Program PINTAR Tanoto Foundation.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Fokus empat pendekatan pelatihan ini adalah pada peningkatan kapasitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif di ruang kelas, sesuai dengan standar kompetensi guru yang ditetapkan dalam Program PINTAR Tanoto Foundation (sebuah program yang bertujuan meningkatkan literasi dan numerasi siswa Indonesia lewat pengembangan kapasitas pendidik, sistem dan kebijakan pendidikan, serta pendidikan guru),” ujar Golda dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).
Hasil studi menunjukkan bahwa teknologi digital efektif menjangkau guru di daerah sulit, tetapi interaksi manusia tetap penting, terutama di awal pelatihan untuk membangun motivasi belajar. Analisis dari 17.000 data pelatihan di lebih dari 30 kabupaten/kota juga menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan digital guru setelah menggunakan platform LMS.
“Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah pelatihan guru berbasis digital dapat menjadi alat yang efektif dan efisien dalam menyebarkan pengetahuan secara luas, terutama di wilayah dengan keterbatasan akses,” ungkap Murni.
“Namun, interaksi antara manusia tetap memegang peranan penting, khususnya di tahap awal pelatihan, untuk membangun komitmen belajar dan meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi. Dengan kata lain, kombinasi antara teknologi dan kehadiran manusia terbukti menjadi pendekatan yang paling menjanjikan dalam meningkatkan kualitas pelatihan guru secara masif,” imbuhnya.
Sebagai contoh, sebelum pelatihan, mayoritas responden mengaku kurang percaya diri dalam menggunakan teknologi. Namun setelah pelatihan, hanya 32% yang masih merasa kurang mampu secara digital, sementara sisanya meningkat ke kategori cukup dan baik.
“Studi ini memberikan pertimbangan praktis bagi para pembuat kebijakan dan praktisi di Indonesia serta negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa, dengan menekankan pentingnya strategi yang beragam dan disesuaikan dengan konteks, serta investasi pada struktur dukungan lokal seperti komunitas guru untuk menyukseskan transformasi digital dalam pendidikan guru,” tutup Murni.
Policy Lead di Gates Foundation, Asyia Kazmi yang hadir dalam sesi tersebut mengapresiasi pendekatan Tanoto Foundation yang kontekstual dan berdampak langsung di lapangan.
Sementara itu, Golda menyatakan bahwa pengakuan dari komunitas global ini menjadi motivasi untuk terus menciptakan program pendidikan berbasis data yang relevan dengan kondisi Indonesia.
“Pengakuan di komunitas akademisi internasional ini menjadi motivasi bagi kami di Tanoto Foundation untuk dapat terus menciptakan program berbasis data dan berdampak bagi ekosistem pendidikan Indonesia,” tutur Golda.
Tanoto Foundation berharap temuan ini dapat menjadi referensi bagi pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan serta memperkuat kolaborasi global dalam meningkatkan kualitas guru secara inklusif dan adaptif.
Sebagai informasi, Comparative and International Education Society (CIES) sendiri merupakan organisasi akademik internasional yang didirikan pada tahun 1956. Berbasis di Amerika Serikat, CIES memfokuskan kegiatannya pada kajian dan praktik pendidikan komparatif dan internasional.
(akn/ega)