Jakarta –
Cerita kali ini datang dari alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Shalsadilla Nadya Prameswary. Ia baru saja lulus dari UGM pada 28 Agustus 2024 lalu dan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik.
Shalsa berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93. Hal yang menarik dari Shalsa, di samping prestasi yang diraihnya tersebut ia adalah mahasiswa double degree di University of Groningen, Belanda.
Di UGM, Shalsa mengambil jurusan Manajemen International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Begitupun di Belanda, ia mengambil jurusan selaras yakni international business.
Shalsa pun berhasil lulus dari UGM hanya dalam waktu 3 tahun 10 bulan saja. Selain fokus pada hal akademik, Shalsa juga aktif mengikuti banyak kegiatan kampus dan juara di beberapa perlombaan.
Bagaimana ya cara jadi mahasiswa aktif dan berprestasi seperti Shalsa? Simak tipsnya berikut ini!
Tak Mengesampingkan Kegiatan Non Akademik
Meskipun Shalsa harus fokus belajar di dua kampus, tapi ia tak jadi mengesampingkan kegiatan non akademik. Menurutnya, aktif di organisasi dan ikut perlombaan menjadi hal terbaik yang ia jalani selama kuliah.
“Menurut saya hal terbaik yang saya dapatkan di perkuliahan selain ilmu adalah teman, komunitas, dan network. Saya selalu memprioritaskan akademik, namun tidak mengesampingkan kegiatan di luar perkuliahan seperti organisasi, event, dan lomba,” katanya, dilansir dari laman UGM, Rabu (18/9/2024).
Bahkan, Shalsa punya beberapa prestasi yang ia raih di luar kampus. Ia berhasil meraih penghargaan seperti Awardee Consulting Fellowship Program by McKinsey (2024), Awardee NUS Business School Summer Program (2024), 1st Winner Ganesha Business Festival International Mini Case Competition (2023), 2nd Runner Up IESC Summit Business Case Competition (2022), dan 1st Winner Mini Case Challenge Branding Competition(2022).
Berani Mengeksplorasi Diri
Nilai lainnya yang mendukung Shalsa bisa sampai saat ini adalah kebebasan dalam mengeksplor diri. Di FEB UGM, ia merasa dapat kebebasan akademik sehingga mendukungnya aktif dalam banyak kegiatan.
“Poin tersebut mendukung saya untuk terus bereksplorasi dan be curious. Rasa penasaran akan sesuatu yang baru itu penting karena saya rasa hal tersebut berperan sebagai pintu awal pembelajaran,” kata Shalsa.
Percaya Diri dan Berani Beropini
Selama di kelas, Shalsa termasuk mahasiswa yang aktif. Walau demikian, ia mengaku sebelumnya sempat sulit membangun kepercayaan diri.
Namun, akhirnya Shalsa bisa melawan ketakutannya. Kini, ia menjadi lebih berani dalam bertanya dan beropini.
Saya rasa dedikasi, ketegaran, dan dukungan keluarga saya untuk belajar adalah hal yang menguatkan saya selama perjalanan perkuliahan,” terangnya.
Tentukan Gaya Belajar yang Tepat
Bagi mahasiswa yang ingin lulus tepat waktu, Shalsa memberikan tipsnya. Ia menyarankan mahasiswa untuk menentukan gaya belajar yang cocok.
Apakah secara mandiri, kelompok, banyak mendengar atau membaca, dan lainnya. Dengan memahami gaya belajar yang sesuai, mahasiswa bisa lebih cepat menyelesaikan tugas dan menangkap materi.
Lalu, ia juga mengingatkan bahwa setiap tingkatan semester mata kuliah akan semakin sulit. Oleh karena itu, mahasiswa tak boleh malu untuk bertanya kepada dosen jika ada materi yang sulit dipahami.
“Prinsip utama saya dalam belajar itu harus efisien. Artinya usaha dan waktu yang dialokasikan untuk belajar itu tepat sasaran,” tuturnya.
(cyu/nwy)