Jakarta –
Tahun ajaran baru 2025/2026 menjadi titik balik dengan penerapan berbagai kebijakan baru di era Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Di bawah nahkoda Mendikdasmen Abdul Mu’ti, setidaknya ada 5 kebijakan yang akan diterapkan.
Tiga di antaranya sudah terdengar cukup lama. Ketiganya yakni Tes Kemampuan Akademik (TKA) menggantikan Ujian Nasional (UN), penerapan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), dan kehadiran koding-Artificial Intelligence (AI) menjadi mata pelajaran pilihan di SD-SMA.
Dua kebijakan lain menjadi hal baru. Salah satunya yakni Kemendikdasmen akan kembali ‘menghidupkan’ penjurusan SMA yakni IPA, IPS, dan Bahasa yang sebelumnya dihapuskan eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, ada pengurangan bobot mata pelajaran di setiap jenjang dari SD, SMP, dan SMA. Dirangkum detikEdu, Senin (14/4/2025) berikut informasi selengkapnya.
1. TKA Gantikan UN
Bukan sekadar isu belaka, Kemendikdasmen telah menetapkan bila Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan menggantikan Ujian Nasional (UN). TKA disebut bersifat tidak wajib dan bukan penentu kelulusan.
Kendati demikian ada keuntungan bila siswa mengikuti TKA. Nilai TKA menjadi pertimbangan untuk masuk perguruan tinggi jalur nontes bagi siswa SMA.
“Bahkan diusulkan TKA bisa jadi tes masuk PTN, sehingga tak perlu tes masuk lagi. Yang ini masih dijajaki,” tutur Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) dalam Halalbihalal di Perpustakaan Kemendikdasmen, Jumat (11/4/2025) lalu.
Sedangkan keikutsertaan pada TKA bagi siswa SD dan SMP menjadi pertimbangan untuk masuk ke sekolah jenjang selanjutnya. TKA dinilai akan menjadi alat ukur yang valid dan reliabel.
Selaras dengan penerapan TKA, nantinya pendidikan Indonesia tidak lagi akan menggunakan nilai rapor sebagai alat ukur. Hal ini salah satunya lantaran ditemukan sejumlah kasus guru melakukan ‘sedekah’ nilai rapor kepada siswanya.
Secara teknis, pelaksanaan TKA terdekat akan berlaku di tingkat SMA kelas 12. Jdwalnya yakni:
- TKA untuk tingkat SMA kelas 12 akan dilakukan November 2025 dengan penyelenggara Kemendikdasmen (pemerintah pusat)
- TKA untuk tingkat SMP kelas 9 akan dilakukan pada 2026 dengan penyelenggara sebagian pemerintah pusat dan sebagian provinsi
- TKA untuk tingkat SD kelas 6 akan dilakukan pada 2026 dengan penyelenggara pemerintah di tingkat kabupaten/kota.
Informasi lebih lengkap tentang TKA bisa dicek pada artikel berikut:
2. Penjurusan di SMA Dihidupkan Lagi
Belum genap setahun eks Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menghapus kebijakan penjurusan di SMA ini. Kini, penjurusan di SMA ‘dihidupkan’ lagi.
Mengutip arsip detikEdu, mantan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo menjelaskan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa dihapuskan bagi sekolah yang menggunakan Kurikulum Merdeka.
Siswa kelas 11 dan 12 bisa memiliki penjurusan yang lebih spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya. Penghapusan jurusan ini juga menjadi langkah Kemendikbudristek saat itu untuk menghilangkan isu diskriminasi terhadap jurusan IPS dan Bahasa.
“Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat, dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut,” kata Nino.
Dengan tidak adanya penjurusan di jenjang SMA, siswa bisa mengambil minimal 7 mata pelajaran pilihan. Berbagai mata pelajaran yang disiapkan beragam dari pendidikan agama, sejarah, seni dan budaya, berbagai bahasa, biologi, sosiologi, dan mata pelajaran lain yang dikembangkan sesuai sumber daya yang tersedia.
Kemudian di bawah Mendikdasmen Abdul M’uti, penjurusan akan dihidupkan untuk mendukung pelaksanaan TKA.
Kembali berlakunya penjurusan tidak akan berimbas langsung bagi kelas 12 SMA yang akan melaksanakan TKA pada November 2025 nanti. Namun, hal ini berlaku bagi siswa kelas 10 yang akan naik ke kelas 11.
“Jurusan akan kita hidupkan lagi, IPA, IPS, Bahasa. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik) ada tes wajib Bahasa Indonesia dan Matematika,” ungkap Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Informasi tentang penghapusan penjurusan dan kembalinya di era Menteri Mu’ti bisa dilihat di sini:
3. Pengurangan Bobot Mata Pelajaran di SD-SMA
Dengan banyaknya komponen baru di tahun ajaran 2025/2026, Kemendikdasmen akan menyimbangkannya dengan mengurangi muatan pelajaran yang diterima siswa. Hal ini juga berhubungan dengan pelaksanaan deep learning.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan agar kebijakan ini tidak disalahpahami. Ia menegaskan bukan mata pelajarannya yang dikurangi, tetapi muatan materinya.
Deep learning atau pembelajaran mendalam akan menekankan empat hal. Dari proses berpikir tinggi, meaningful (penuh makna), kontekstual, dan memberikan pendalaman.
“Materi dikurangi, mata pelajaran tetap, bahkan ada penambahan coding dan AI (artificial intelligence) meski pilihan. Walaupun saya menduga yang menerapkan akan banyak sekali,” jelas Mu’ti.
“Tahun ajaran baru 2025/2026 ada beberapa perubahan, tunggu sampe Permen (Peraturan Menteri) terbit,” wanti-wantinya.
4. Koding-AI Jadi Mata Pelajaran Pilihan SD-SMA
Kemendikdasmen juga memastikan Koding dan AI akan jadi mata pelajaran pilihan bagi siswa jenjang SD, SMP, dan SMA. Tidak berlaku serentak, sekolah penyelenggara mata pelajaran ini hanyalah mereka yang mampu melaksanakannya.
Kabar terbarunya, Kemendikdasmen melalui Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen dan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) menyiapkan 40 ribu sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA yang akan menyelenggarakan pembelajaran koding dan AI.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto menjelaskan saat ini pihaknya masih melakukan seleksi terhadap lembaga penyelenggara pendidikan dan latihan pembelajaran koding-AI. Ia berharap seleksi selesai pada Mei 2025 mendatang.
“Kami harapkan dalam bulan Mei nanti proses seleksi telah selesai dan segera dilakukan pelatihan dan Diklat Pembelajaran. Sehingga pada bulan Juli tepat pada tahun ajaran baru, program pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sudah dapat dilaksanakan,” ujarnya dikutip dari laman PAUD Pedia.
“Saya berharap pelaksanaan dan pola pelatihan yang dibuat oleh Ditjen GTK dapat dilaksanakan secara berkesinambungan,” imbuh Gogot.
Integrasi koding dan AI dalam kurikulum bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional siswa. Termasuk cara menganalisis data, algoritma, etika digital, serta pengembanga solusi berbasis AI.
Bukan hanya agar siswa memahami teknologi, Kemendikdasmen berharap output yang didapatkan adalah siswa yang mampu menciptakan teknologi secara etis dan bertanggung jawab.
Pembelajaran koding dan AI akan diimplementasikan secara bertahap dan fleksibel. Mulai dari intrakurikuler, kokurikuler, hingga ekstrakurikuler.
Pendekatan yang akan diperkenalkan kepada siswa juga beragam. Salah satunya pendekatan berbasis masalah dan proyek.
“Kita tidak hanya bicara soal perangkat keras dan perangkat lunak, tapi juga perangkat lunak dalam diri murid, dan ini terpenting yakni: karakter, empati, dan etika,” ujar Gogot.
Untuk mencapai tujuan itu, kualitas guru dan lembaga pelatihan sangat krusial. Kemendikdasmen membutuhkan Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) yang tidak hanya mahir teknologi, tapi mampu menyampaikan pembelajaran bermakna, berpusat pada murid, dan disesuaikan dengan konteks lokal.
5. Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB)
Kebijakan terakhir yang tidak bisa dilepaskan dengan tahun ajaran baru 2025/2026 adalah pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Seperti yang diketahui, SPMB menggantikan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan 4 jalur penerimaan.
Jalur masuk sekolah 2025 yaitu jalur prestasi, domisili, afirmasi, dan mutasi. Kemendikdasmen akan menyelenggarakan SPMB pada Mei 2025 mendatang.
Terdekat, pihak kementerian akan mengumpulkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) se-Indonesia di balai Kemendikdasmen di Sawangan, Depok, Jawa Barat pada 28-30 April 2025. Konsolidasi terakhir ini akan membahas berbagai hal, termasuk alokasi bantuan masuk sekolah swasta.
Setelahnya, SPMB siap dimulai pada Mei 2025.
Itulah 5 kebijakan baru yang akan hadir di tahun ajaran 2025/2026. Semoga bermanfaat detikers!
(det/twu)