Jakarta –
Jika biasanya klinik atau rumah sakit dibuka untuk kebutuhan kesehatan, maka China membuat inovasi yang unik. Pusat Medis Anak Shanghai di China telah membuka sebuah klinik khusus bagi siswa yang kesulitan belajar spasial dan matematika. Klinik tersebut telah dibuka sejak Selasa (8/10/2024) lalu.
Anak-anak di China nantinya bisa datang ke sana jika mengalami kesulitan dalam matematika. Pihak klinik akan memberikan sebuah strategi bagi anak lewat pengobatan tertentu.
Seperti dikutip dari SCMP News, Minggu (13/10/2024), rumah sakit dikelola langsung oleh tim kesehatan mental dan beroperasi lewat dana publik. Mereka juga bekerja sama dengan Institut Psikologi dan Ilmu Perilaku di Universitas Shanghai Jiao Tong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atasi Kesulitan Belajar Konsep Matematika-Kimia
Klinik ini tak cuma memberikan jalan bagi siswa yang kesulitan dalam memahami konsep geometri dan lainnya dalam matematika. Pasien dapat mendapat bantuan agar paham juga terhadap konsep kompleks dalam fisika hingga kimia.
Pendekatan yang dilakukan oleh pusat medis ini akan mengungkap penyebab anak sulit belajar matematika secara menyeluruh. Tim kesehatan akan mendiagnosis kondisi apa saja yang menjadi hambatan anak belajar matematika.
Adapun beberapa strategi yang ditawarkan dalam proses pengobatan yakni evaluasi diagnostik, panduan intervensi, edukasi orang tua, dan manajemen pengobatan. Tak cuma anak kecil, rumah sakit ini pun membuka kesempatan bagi orang dewasa yang mengalami masalah serupa.
Tak gratis, untuk bisa berobat ke Pusat Medis Anak Shanghai seseorang harus merogoh kocek sebesar 316 yuan (US$45) per pasien. Pertemuan pasien dan dokter dilakukan setiap hari Selasa pagi.
Kualitas Pendidikan Matematika di China
Menurut seorang guru matematika senior dari Distrik Jiading Shanghai, Zhang Zeng, solusi pengobatan ini bisa membantu siswa dalam menyelesaikan studi mereka. Terutama bagi mereka yang lemah dalam hal penalaran.
“Jika kita dapat secara akurat mengidentifikasi alasan di balik lemahnya penalaran spasial siswa melalui analisis medis yang tepat dan membuat penyesuaian yang diperlukan, hal itu akan bermanfaat bagi studi mereka dalam matematika,” kata Zhang.
Akan tetapi, seorang guru lain yang tak mau disebutkan namanya berpendapat sebaliknya. Ia cukup khawatir dengan pendekatan yang diterapkan klinik tersebut.
“Ada perbedaan mendasar antara kesulitan belajar matematika dan penyakit. Berbagai faktor berkontribusi terhadap buruknya prestasi matematika, termasuk metode yang tidak efektif, kurangnya minat, dan pengajaran berkualitas rendah, tetapi tidak ada faktor fisiologis yang terlibat,” tuturnya.
Sebagai informasi tambahan, kualitas pembelajaran matematika China masuk tiga teratas dengan skor tertinggi di dunia versi PISA atau Programme for International Student Assessment tahun 2022.
Cina memiliki skor matematika sebesar 547. Dua teratas lainnya dipegang oleh Singapura dengan skor 575 dan Makau dengan skor 552.
Dengan begitu, China mengalahkan negara-negara maju seperti Korea, Jepang, Kanada, hingga Belanda. Nah, menurut detikers bagaimana nih dengan pembukaan rumah sakit khusus anak yang kesulitan belajar matematika ini?
(cyu/faz)