Jakarta –
Universitas Terbuka (UT) Jakarta menggelar Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh (PKBJJ) yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ).
Adapun kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan di Universitas Terbuka dengan ciri khas belajar jarak jauhnya yang fleksibel dan mengedepankan pembelajaran mandiri.
Kegiatan ini diikuti oleh 267 mahasiswa baru UT Jakarta untuk penyelenggaraan di lokasi Gedung UT Jakarta, Rawamangun. Paralel dengan kegiatan PKBJJ di lokasi Gedung UT Jakarta, Rawamangun, kegiatan PKBJJ juga diselenggarakan di beberapa lokasi lainnya yakni wilayah Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang dengan total 12 lokasi untuk penyelengaraan di tanggal 5 Oktober 2024 dan 13 lokasi untuk penyelenggaraan di tanggal 6 Oktober 2024.
Tujuan utama dari kegiatan PKBJJ ini sebagai bekal bagi mahasiswa baru agar dapat menguasai keterampilan belajar mandiri dan penerapan sistem belajar jarak jauh selama menjadi mahasiswa UT.
Selain untuk mempersiapkan keterampilan belajar jarak jauh, Direktur UT Jakarta Edward Zubir menyebut kegiatan ini merupakan tempat para mahasiswa mencari teman dan relasi virtual agar menunjang proses belajar mandiri nantinya.
“Layanan ini di-create oleh UT Pusat itu, yaitu supaya mahasiswa itu tidak merasa kesepian. Karena ‘hantu’ bagi pembelajar jarak jauh atau online itu adalah kesepian, maka idealnya perlu menjalin relasi untuk membentuk kelompok belajar mandiri oleh mahasiswa itu sendiri” kata Edward, dalam kegiatan PKBJJ, di Gedung UT Jakarta, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024).
“Jadi itu pesannya ikutilah kegiatan ini supaya mudah, nyaman, dan enjoy belajar di Universitas Terbuka yang menerapkan pembelajaran jarak jauh,” sambungnya.
Dalam PKBJJ itu sendiri, mahasiswa akan diberikan sejumlah materi mulai dari cara membaca dengan tepat, merangkum hasil bacaan, mempelajari peta konsep, hingga perencanaan belajar (study plan).
Selain itu, UT juga menggelar kegiatan lainnya seperti Orientasi Studi Mahasiswa Baru dan Klinik Ujian. Di samping itu, agenda PKBJJ digelar bersamaan dengan Workshop Tugas. Selanjutnya diakhiri dengan materi terkait dengan materi tentang Mengakses UT Online.
“Mulai dari OSMB, memperkenalkan sejauh ini sistem UT, sarana-sarana yang bisa dimanfaatkan, dan sebagainya. Sehingga dia tahu dia sedang masuk ke mana, berada dimana, mau ke mana dan bagaimana caranya menghadapi kesepian itu,” kata Edward.
“Terus nanti ketika kuliah itu kan ada tugas dari prodi, dari mata kuliah, atau juga dari tutor. Maka mereka diperkenakan dengan diberikan workshop tugas,” lanjutnya.
Kepala PSDM UT Pusat Dr Agus Joko Purwanto, MSi yang merupakan narasumber dari seminar ini menyebut target dari program ini bukan sekadar membantu mahasiswa menghadapi UAS, tetapi juga soft skill.
“Kan belajar dari jauh itu kan perlu manajemen yang banyak menyiapkan waktu, mengelola waktu, mengelola SDM, mengelola dirinya,” kata Dr Agus.
“Jadi kalau mereka empat tahun belajar manajemen, artinya kan mereka sudah lulus, sudah praktik, pelatihan empat tahun. Nanti begitu dia lulus, dia punya kompetensi ‘sampingan’,” sambungnya.
Tak hanya memfasilitasi, Dr Agus mengungkapkan pelatihan ini bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa sebagai pembelajar jarak jauh. Apalagi, UT merupakan pionir perguruan tinggi dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Dalam kesempatan tersebut, Kaprodi Magister Hukum UT Pusat Dr M Jeffri Arlinandes Chandra, SH,MH menambahkan program LPKBJJ juga mengajarkan mahasiswa untuk tidak melakukan plagiarisme. Lebih lanjut, plagiarisme merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) di bidang pendidikan.
“Nah kita ajarin di situ. Jangan sampai kita sebagai insan cendikia, sebagai pendidik, sebagai akademisi (melakukan plagiat),” kata Dr Jeffri.
“Mahasiswa itu kan maha dari semua mahasiswa-mahasiswa kan ya. Jadi mereka harus bisa bagaimana mereka itu bisa mengungkapkan pemikirannya secara baik, tanpa harus melihat copy paste,” tambahnya.
Kemajuan zaman juga tak bisa terhindarkan, apalagi saat ini kecerdasan buatan (AI) juga kerap digunakan di dunia pendidikan. Maka dari itu, Dr Jeffri mengingatkan mahasiswa, khususnya mahasiswa UT, untuk menggunakan teknologi sebijak mungkin.
“Sekarang memang banyak tools-tools kayak AI gitu, Gemini (tools dari Google) dan lain sebagainya. Tapi itu sebagai tools untuk membantu, bukan sebagai acuan untuk copy paste,” pungkasnya.
(Content Promotion/Universitas Terbuka)