Jakarta –
Uphe Angelia Maitrani berhasil menyandang gelar baru di belakang namanya. Tak hanya itu, dirinya juga diumumkan sebagai lulusan termuda pada Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I Tahun Akademik 2024/2025 Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (28/11).
Lulusan Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini berhasil menyelesaikan studi sarjananya pada usia 20 tahun 3 bulan 9 hari. Padahal usia rata-rata 1.754 lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 16 hari.
Selain itu, Uphe juga berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 2 bulan, termasuk salah satu wisudawan dengan waktu lulus tercepat. Sementara rerata masa studi program sarjana adalah 4 tahun 4 bulan.
Memulai Studi Lebih Awal
Menurut Uphe, keberhasilannya menjadi wisudawan termuda tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang dimulai lebih awal. Diketahui ia mengikuti program percepatan atau akselerasi saat di bangku SMA.
“Saat SMA, saya mengikuti kelas akselerasi. Saya juga angkatan 2021 dan lulus kuliah sebelum 4 tahun, jadi lebih cepat,” ungkapnya dalam laman UGM Jumat (22/11/2024).
Selama perjalanan studinya, Uphe mengaku tidak merasa kesulitan meski menjadi salah satu mahasiswa termuda di angkatannya. Sebaliknya, perbedaan usia satu tahun dengan teman-temannya kerap kali menjadi bahan candaan.
Kedua Orang Tua Tidak Sarjana
Anak kedua dari tiga bersaudara itu menceritakan jika kedua orang tuanya tidak berstatus sebagai sarjana. Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Kendati demikian, keduanya selalu memberikan semangat agar Uphe memberikan yang terbaik.
“Orang tua saya bukan sarjana, namun sangat amat mendukung pendidikan seluruh anaknya. Saya tidak dituntut, namun selalu disemangati untuk memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Strategi Belajar
Dengan IPK akhir 3.94, Uphe membuktikan jika fokus dan strategi belajar yang tepat menjadi kunci keberhasilannya. Ia memiliki metode belajar yang unik.
“Aku suka nyatet di kertas kalau lagi kelas, nggak di gadget. Kalau mau dibaca ulang jadi nggak gampang ke-distract,” jelasnya.
Sejak semester pertama, ia telah menyusun strategi akademik, termasuk menentukan kapan mengambil mata kuliah, magang, KKN, dan skripsi. Perencanaan ini memungkinkan Uphe menyelesaikan semua tahapan studi dengan efisien. Selain itu, ia menghindari kebiasaan begadang agar tetap fokus.
“Jangan kebiasaan begadang kalau belajar,” ujar Uphe.
Dengan dedikasi dan keberhasilannya, Uphe berharap mahasiswa lain tidak takut bermimpi besar dan berani menyusun strategi sejak awal.
“Tentang lulus lebih cepat, itu masalah strategi,” tutupnya.
(nir/nwy)