Jakarta –
Yasonna Laoly menjadi salah satu menteri yang terdepak dari Kabinet Indonesia Maju setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kabinet pada Senin (19/8/2024) kemarin. Posisinya sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) digantikan oleh Supratman Andi Agtas, politikus Partai Gerindra.
Yasonna Laoly sebenarnya bukan nama baru di kabinet pemerintahan Jokowi. Dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019, ia juga mengemban tugas sebagai Menkumham. Hal ini kemudian berlanjut pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, sebelum akhirnya terkena reshuffle kabinet oleh Jokowi.
Sebelum menjadi menteri, bagaimana karier dan pendidikan Yasonna? Berikut ulasannya yang dikutip dari yasonnahlaoly.com.
Profil Pendidikan Yasonna Laoly
Tokoh politik dari partai PDI Perjuangan ini memiliki nama lengkap Yasonna Hamonangan Laoly. Ia lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah dari ayah bersuku Nias bernama F. Laoly dan ibu bersuku Batak bernama R. Sihite.
Meski lahir di Tapanuli Tengah, masa sekolah dasar hingga menengah Yasonna dihabiskan di Sibolga Sumatra Utara. Bahkan hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Baru setelah lulus S1, ia meneruskan studinya di Amerika untuk mendapatkan gelar S2 dan S3. Berikut ini profil pendidikan Yasonna Laoly.
1. SR Katolik Sibolga (1959-1965)
2. SMP Sibolga (1965-1968)
3. SMA Katolik Sibolga (1968-1972)
4. S-1 Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (1978)
5. Internship in Higher Education Administration – Roanoke College, USA (1983-1984)
6. S-2 Master of Science di Virginia Commonwealth University, USA (1986)
7. S-3 (Ph D/Doktor) – North Carolina State University, USA (1994)
Karier Yasonna Laoly
Selepas meraih gelar sarjana, Yasonna terjun di dunia hukum dengan menjadi pengacara dan penasihat hukum sekitar 1978-1983. Dalam kurun waktu ini, tepatnya sejak 1980 sampai 1983, ia juga bekerja sebagai pembantu dekan di Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen.
Pada 1987, ia didapuk menjadi Asisten Peneliti di Departemen Sosiologi dan Antropologi, North Carolina State University, Amerika Serikat. Dua tahun kemudian, pada 1989, ia mengabdi di Sumatra Utara dengan menjadi Koordinator Penelitian Intern, Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen sampai 1991.
Kariernya di dunia penelitian terus berlanjut. Pada 1992-1993, ia bekerja sebagai Asisten Pengajar Sosiologi Hukum di Departemen Sosiologi dan Antropologi, North Carolina State University.
Di kampus tersebut, ia juga terpilih menjadi Asisten di Lab Penelitian & Komputer Ilmu Sosial, Sekolah Tinggi Humaniora dan Ilmu Sosial sekitar 1992-1994.
Kemudian pada 1994-1998, Yasonna menjadi Ketua Jurusan Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen. Selain itu, ia juga dipilih menjadi Coordinator of International Affair Office di kampus tersebut.
Baru kemudian pada 1998-1999, Yasonna didapuk menjadi Dekan Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen. Setelah itu, ia terjun di dunia politik.
Berikut kariernya di dunia politik dan pemerintahan:
1. Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (1999-2004)
2. Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara (2000-2004)
3. Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Utara (2003-Sept 2004)
4. Anggota Komisi II DPR RI (2005-2009 dan 2009-2014)
5. Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI
6. Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI (2012-2014)
7. Menteri Hukum dan HAM RI Kabinet Kerja (2014-2019)
8. Ketua Pokja IV Satuan Tugas Percepatan Paket Kebijakan Ekonomi (2016-sekarang)
9. Menteri Hukum dan HAM RI Kabinet Indonesia Maju (2019-2024).
(faz/nwy)