Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto akan membangun Sekolah Rakyat. Di bawah Kementerian Sosial (Kemensos), Sekolah Rakyat akan berupa sekolah berasrama yang diutamakan bagi anak anak dari keluarga tidak mampu dan golongan miskin ekstrem.
Cak Imin mengatakan uji coba Sekolah Rakyat akan berlangsung di tiga titik di Jabodetabek tanpa pungutan biaya.
“Presiden juga ingin membuat sekolah khusus untuk anak-anak yang tidak mampu, tetapi masih di bawah naungan orang tua dibina langsung khusus dalam Sekolah Rakyat,” kata Cak Imin usai rapat terbatas mengenai pemberdayaan masyarakat bersama Prabowo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/1/2025), dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebetulnya yang diutamakan boarding school-nya yang paling penting sehingga gizinya tertangani,” sambungnya.
Istilah Sekolah Rakyat sendiri pernah digunakan di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Simak bentuk pendidikannya di bawah ini.
Sejarah Sekolah Rakyat di Masa Pendudukan Jepang
Sekolah Rakyat (Kōkumin Gakkō) merupakan istilah bagi SD pada masa pendudukan Jepang di Nusantara. Sekolah Rakyat menyatukan beragam jenis sekolah dasar di masa penjajahan Belanda menjadi satu jenis sekolah dasar 6 tahun, seperti dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia Volume VI oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.
Penyeragaman ini dimaksudkan untuk memudahkan Jepang mengawasi sekolah-sekolah tersebut. Di sisi lain, penyeragaman ini menguntungkan Indonesia dari sisi penghapusan diskriminasi. Sebab, sejumlah bentuk sekolah kolonial Belanda membedakan calon siswa yang dapat belajar di sana berdasarkan ras dan kelas masyarakat.
Panggilan “sekolah rakyat” juga salah satunya muncul untuk menyebut volkschool pada masa kolonial Belanda. Volkschool sendiri memiliki padanan kata sekolah desa atau desaschool, dikutip dari Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 oleh Merle Calvin Ricklefs dan Moh Sidik Nugraha.
Sekolah desa sendiri merupakan perluasan Sekolah Bumiputera Kelas Satu dan Sekolah Bumiputera Kelas Dua berupa sekolah dasar 3 tahun.
Siswa Sekolah Rakyat Belajar Apa di Zaman Pendudukan Jepang?
Siswa Sekolah Rakyat masa pendudukan Jepang belajar dengan sistem pendidikan dan kurikulum yang dirancang untuk kebutuhan Perang Asia Timur Raya.
Sekolah Rakyat hingga perguruan merupakan tempat indoktrinasi Jepang lewat pendidikan sehingga bisa menjadi kader “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”. Lulusannya memenuhi syarat untuk jadi tentara tambahan dalam mendukung Jepang yang saat itu kekurangan personel.
Berikut beberapa kebijakan terkait pembelajaran di Sekolah Rakyat bagi siswa dan guru:
- Doktrinasi Hakkō Iciu atau delapan benang di bawah satu atap, yaitu pembentukan lingkungan yang didominasi Jepang pada bagian-bagian besar dunia. Guru menjalani pelatihan di Jakarta untuk meneruskan hasil pelatihannya.
- Sekolah umum terdiri dari:
- Sekolah Rakyat 6 tahun (Kōkumin Gakkō), dan masih ada sekolah desa, dan sekolah pertama
- Sekolah menengah pertama 3 tahun
- Sekolah menengah tinggi 3 tahun
- Sekolah guru terdiri dari:
Sekolah guru 2 tahun (shōtō shihan gakkō)
Sekolah guru 4 tahun (cūtō shihan gakkō)
Sekolah guru 6 tahun (kōtō shihan gakkō) - Bahasa Jepang diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dan para siswa harus menghormati adat serta kebiasaan Jepang
- Pelajaran bahasa daerah diberikan pada siswa kelas 1 dan 2 sebagai bahasa pengantar sampai siswa mengerti bahasa Indonesia
- Pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan mulai kelas 3; bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran utama
- Guru menjalani pelatihan pertahanan serta kursus bahasa Jepang
- Guru yang lulus ujian bahasa Jepang diberi insentif
Kegiatan Sekolah Rakyat
Secara umum, siswa Sekolah Rakyat antara lain juga menjalani hal berikut:
- Latihan jasmani dan kemiliteran
- Kerja bakti (kinrōhyōsi) seperti:
Mengumpulkan bahan untuk perang
Menanam bahan makanan
Membersihkan asrama
Memperbaiki jalan
Sementara itu, kegiatan pembiasaan agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin) yang harus dilakukan siswa Sekolah Rakyat yaitu:
- Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo dan lagu lain
- Melakukan penghormatan ke arah istana Kaisar di Tokyo (seikerei)
- Menghormati bendera Jepang
- Melakukan gerak badan taisō
- Pelatihan kegiatan pembiasaan dilaksanakan bagi guru.
(twu/nwk)