Jakarta –
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti resmi menutup Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen) Tahun 2025, Rabu (30/4/2025). Menteri Mu’ti menyoroti berbagai gagasan baik yang hadir di Konsolnas 2025.
“Alhamdulillah tiga hari kita bersama-sama mencurahkan pikiran, gagasan, dan praktik-praktik terbaik untuk memajukan pendidikan nasional,” tutur Mu’ti.
SPMB Meminimalkan Diskriminasi
Konsolnas 2025 membahas 10 isu strategis yang ada di dunia pendidikan Indonesia. Mulai dari wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan, revitalisasi sekolah, Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), hingga kedaulatan Bahasa Indonesia dan revitalisasi bahasa daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh isu strategis ini dibahas dalam sebuah sidang komisi yang terbagi dalam 8 topik pembahasan. Hasil sidang komisi berbentuk rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten-Kota seluruh Indonesia.
Menteri Mu’ti mengucapkan terima kasih terkait rekomendasi yang berisi poin-poin kritikal tersebut. Terlebih beberapa waktu ke depan, Kemendikdasmen akan menjalankan agenda besar pertama yakni Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
Ia berharap SPMB 2025 bisa berjalan dengan baik untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, sehingga tidak ada satupun anak Indonesia yang terdiskriminasi karena sistem buatan pemerintah.
“SPMB ini adalah ujian pertama kita, bagaimana kita memberikan layanan pendidikan yang bermutu, yang berkeadilan. Sehingga tidak ada satupun anak Indonesia yang terdiskriminasi karena sistem yang kita buat,” ungkapnya.
Sistem yang Mempermudah Pendidikan
Sistem yang digodok pemerintah, menurut Mu’ti, harus bisa mempermudah pendidikan, bukan menghalangi siswa untuk mendapatkan ilmu dan kesempatan belajar.
“Sistem yang kita buat tidak memungkinkan atau menghalangi mereka (siswa) untuk mendapatkan ilmu dan kesempatan belajar,” ujarnya.
Degan resminya ditutup Konsolnas Dikdasmen 2025, Mu’ti mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder pendidikan yang datang. Ia berharap ini bukanlah yang pertama dan kembali digelar tahun mendatang.
“Mudah-mudahan ada konsolidasi lagi pada tahun 2025 dan seterusnya. Bertemu muka seperti ini rasanya beda dengan bertemu muka lewat tatap maya. Tatap muka itu rasanya begitu hangat, tatap maya itu yang hangat laptopnya,” tandas Mu’ti.
(det/faz)